Sinopsis

SINOPSIS NOVEL SETETES AIRMATA JUST FOR BUNDA KARYA SEPTI NURDIYANTI

Ada kisah seorang gadis yang sudah akan beranjak dewasa.Ia bernama Shabila,dia mempunyai adik bernama Shabela yang masih berusia 3 tahun.Sepulang dari sekolah Bila disambut hangat oleh Bunda dan Adiknya.Bila dan Bela sedang bergurau di ruang tamu.Bunda menyuruh Bila untuk beristirahat dulu.Barulah memberitahu kepada Bila bilamana Ayahnya akan bicara dengan Bila dan Bunda selepas sholat Isya.Suasana menjadi tegang,dan Ayah memulai pembicaraan.Mereka membahas kalau Ayah akan menikah lagi.Tetapi Bila tidak bias menerima keputusan Ayahnya tadi.Ia tidak sanggup melihat Bundanya diduakan.Tetapi berbeda dengan Bila,Bunda malah ikhlas dan rido dimadu oleh suaminya.Bunda ingin seperti istri Rasulullah yang rela dimadu.Bila tidak bias menerima keputusan Ayahnya tadi dan dia memutuskan untuk pergi dari rumah.Tetapi ia akan kembali setelah ia menghadiahkan kerudung sutera,cincin berlian dan setetes saja air mata untuk Bunda.Dia mulai packing dan membawa barang-barang yang dirasa berguna bagi dia.Bergegas pergi dari rumah dan dia bingung mau pergi kemana.Tak terasa hari sudah mulai gelap dan dia memutuskan untuk beristirahat di masjid.Di masjid itu Ila sekalian menunggu adzan Isya berkumandang.Setelah selesai sholat Isya ia bertemu dengan laki-laki yang mengimami waktu sholat berjamaah tadi.Bila ditawari untuk tinggal di rumah bapak tadi.Ternyata di rumah bapak tadi adalah tempat kos-kosan.Bila menempati kamar no 7.Dia mempunyai teman baru bernama Rani.

Rani menawarkan Ila mencari kerjaan untuk tambah-tambah uang bulanan.Ila menerima tawaran itu karena setelah dipikir-pikir bagus juga ide Rani.Itung-itung untuk menyambung hidup di luar rumah.Mereka berdua menjalani profesi menjadi badut dengan semangat.Setelah beberapa bulan menjalani profesi ini mereka mendapat kontrak dari salah satu pusat perbelanjaan.Mereka sangat senang sekali.Disaat yang bersamaan Ila mendapat kesempatan untuk menempuh program percepatan/akselerasi dan mendapat beasiswa.Tetapi setelah dia piker-pikir kalau dia menerima beasiswa itu pasti dia tidak bias bekerja lagi karena waktunya banyak tersita untuk belajar dan sekolah.Dan suatu saat ada kakak kelas yang bernama kak Ryan.Dia bersedia membantu Ila untuk memindahkan beasiswa akselerasi ke program reguler. Usaha Ryan membuahkan hasi.Beasiswa itu dapat dialihkan ke program regular.

Ila sangat berterima kasih kepada kak Ryan.Setelah beberapa bulan bekerja dipusat perbelanjaan itu Ila merasa senang.Suatu saat Ila mendapati Rani tergeletak di ruang ganti dan mulutnya mengeluarkan busa.Rani dibawa ke rumah sakit dan Ila mengabari orang tua Rani yang ada di Bandung.Setelah beberapa hari Rani dirawat di Rumah Sakit akhirnya Ayah dan ibunya datang.Setelah Ayah dan Ibu Rani datang,Dokter memberi tahu apa penyakit Rani.Setelah diberitahu Ila pun kaget.Ternyata Rani adalah seorang pemakai. Ayah dan Ibu Rani menceritakan asal-usul mengapa Rani pindah ke Jakarta itu.Setelah beberapa hari Rani dirawat akhirnya diapun dibawa pulang ke Bandung.Ila pun sedih karena ditinggal temannya pergi.Dia tak punya lagi teman bekerja padahal sudah terlanjurmenanda tangani kontrak disebuah pusat perbelanjaan.Peran Rani digantikan oleh kak Ryan. 

Suatu hari Ila mendapat telpon dari orang tua Rani yang di Bandung yang mengabarkan bahwa Rani sudah meninggal.Ila pun terkejut dan ia langsung pergi ke Bandung menengok makam Rani.Sebelum Ila kembali ke Jakarta Ila dikasih surat oleh kakak Rani.Dan dia membukanya saat sudah sanpai di Jakarta lagi.Ila bertemu dengan kak Ryan dan kak Ryan menceritakan seluk beluk kak Ryan.Ila pun kaget dan berlari,tanpa disadari dari arah yang berlawanan  ada truk yang melaju kencang.Ila pun dikejar oleh kak Ryan dan menyelamatkan Ila dari maut.Ila tak sadarkan diri selama 2 hari.Dan setelah sadar Ila diberitahu kalau kak Ryan sudah meninggal.Ila pun sangat kaget.Dia juga kaget karena kaki kanannya diamputasi.Tetapi Ila masih bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup.Ila pun dibawa pulang kerumah oleh Bundanya.Mereka kembali berkumpul seperti sedia kala.